Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas


ini merupakan opini saya ketika mendapat kuliah umum tentang pemilu tahun 2014, mutngkin sedikit berguna untuk memberikan gambaran tentang caleg yang kita pilih, dimana tahun 2019 merupakan tahun politik. tulisan ini berdasarkan keadaan pemilu tahun 2014, mungkin sedikit berbeda dengan tahun 2019.
Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas



Dari kuliah umum tentang pemilu yang saya hadiri, . Dengan tema “Pemilih Cerdas,Pemilu Berkualitas”. saya dapat menyimpulkan apa yang di jelaskan oleh narasumber. Pemilu dapat digunakan sebagai alat untuk memperbaharui kontrak dengan para pemimpin dan menyampaikan aspirasi masyarakat untuk memilih. Dengan adanya pemilu kita bisa memilih siapa yang berhak untuk memimpin, dengan melihat visi, misi, maupun apa yang telah dia lakukan untuk kepentingan umum bukan kepentingan golongan atau kelompoknya.
            Pada pemilu calon legislatif 2014 ini akan diikuti oleh 12 partai politik dengan 5 besar parpol yang menempati tempat teratas adalah PDIP , Golkar , Gerindra , Demokrat , dan NasDem. Sebagai pemilih kita harus bisa menentukan pilihan jangan sampai kita salah memilih. Jika kita belum mengetahui tentang calon legislatif kita bisa mencari info melalui berbagai cara misalnya, bertanya langsung ke KPU mengenai siapa saja calon legislatif dan bagaimana keseharian dia di dalam masyarakat.
Sebagai pemilih kita pasti mempunyai kriteria untuk menentukan siapa yang akan kita pilih, jika ada orang yang secara tiba-tiba menjadi caleg, pasti kita akan bertanya-tanya siapa dia dan darimana dia, orang-orang seperti ini biasanya akan rajin melakukan sosialisasi, banyak memasang spanduk, poster baliho, dan membagi kaos kepada masyarakat,. Jika ada caleg seperti ini sebaiknya kita perlu mempertimbangkan untuk memilih mereka, karena kita belum tau kapabilitas mereka. Namun jika caleg tersebut sudah lama di kenal di masyarakat, telah banyak melakukan sosialisasi maupun ikut serta dalam kegiatan yang di lakukan di lingkungannya maka dia bisa menjadi prioritas pilihan kita.
Perbedaan antara seorang caleg yang ideal dan caleg yang tidak ideal dapat di ukur dari motivasi/alasannya untuk menjadi seorang pemimpin, rekam jejaknya, kapabilitasnya, karakter, komitmen, dan integritasnya. Jika seorang caleg tidak siap menerima kekalasan maka dia bisa di katakan sebagai caleg yang tidak ideal selain itu seorang caleg yang tidak ideal pasti akan menggunakan uang untuk menarik simpati masyarakat, jika mereka mengeluarkan uang banyak untuk kampanye kemungkinan besar mereka setelah menjadi pejabat akan melakukan berbagai cara untuk mengembalikan uang yang telah mereka gunakan.
Untuk masyarakat yang tinggal di luar negeri, mereka bisa menyalurkan aspirasinya dengan memilih di tempat mereka tinggal tanpa harus pulang ke Indonesia. Bagi mahasiswa yang pada saat pemilu legislatif tidak berada di daerah asalnya, bisa ikut memberikan hak pilihnya di daerah tempat tinggalnya sekarang. Mereka bisa memilih jika telah meminta surat rekomendasi dari daerah asalnya untuk memilih di tempat tinggalnya yang sekarang dengan melampirkan formulir A5.
Jadi pada saat pemilu legislatif kita di harapkan bisa memberikan hak pilih kita secara cermat, agar kita bisa mendapatkan seorang pemimpin yang mempunyai kapabilitas dan mempunyai komitmen untuk kepentingan bersama, bukan kepentingan golongan. Kita harus yakin ada caleg yang ideal yang bisa membawa perubahan ke depannya, agar terciptanya pemerintahan yang ideal,efektif dan bersih. Tidak ada lagi kesenjangan sosial, ketidakadilan di dalam masyarakat dan di harapkan bisa semakin menekan angka kemiskinan dan korupsi.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal-soal Latihan AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG

review suka-suka film 77 heartbreaks

contoh soal dan jawaban pengantar akuntansi